Catatan Harian Haji 2009, hari ke-8 di Madinah
Seperti biasa…, setelah shalat Dzuhur di Mesjid Nabawi, saya pulang ke hotel untuk makan siang dan istirahat sejenak. Menjelang shalat Ashar, saya segera turun untuk kembali ke Masjid. Begitu tiba di pintu hotel, udara terasa lebih dingin dari biasanya, dan angin bertiup agak kencang. Saya segera belok kiri dari pintu hotel menuju jalan lurus ke arah Masjid Nabawi.
Sesaat saya kaget! Masjid Nabawi hilang dari penglihatan!
Astagfirullah…. Sessat saya benar-benar kaget, teringat cerita orang yang ke Mekkah tidak bisa melihat Kabah karena dosa-dosa besar yang pernah dilakukan. Pemikiran spontan yang terlintas, mungkin Allah mengingatkan saya atas dosa besar yang pernah saya lakukan dengan cara menghilangkan penglihatan terhadap Masjid Nabi yang indah ini.
Akhirnya saya sadar, kabut yang tebal telah menyebabkan jarak pandang sangat terbatas, sehingga sebagian bangunan Masjid Nabawi yang biasanya langsung terlihat dari jalan di depan hotel, saat ini tidak terlihat karena tertutup kabut. Luar biasa…., tidak terbayangkan sebelumnya, tanah Arab yang selalu panas terik, saat ini terasa dingin disertai kabut yang tebal. Akhirnya saya berjalan menuju arah Mesjid, dan lambat laun, samar-samar Masjid Nabawi mulai bisa terlihat.


Foto di atas memperlihatkan suasana halaman yang diselimuti kabut. Tampak sebagian jemaah haji masih duduk-duduk santai di halaman Masjid. Sebagian jamaah memang lebih memilih sholat di halaman Masjid seperti yang terlihat. Saya segera masuk ke dalam Masjid dan mencari posisi yang lebih aman dan hangat untuk sholat Ashar. Tidak lama setelah tiba di dalam Masjid, hujan sangat besar mulai turun. Alhamdulillah, saya sudah terlindung dari hujan dan udara dingin karena sudah berada di dalam Masjid.
Di bagian tengah Masjid Nabawi ada bagian terbuka yang hanya ditutup oleh payung raksasa yang dapat ditutup secara mekanik. Payung tersebut masih menyisakan celah di pinggirannya sehingga air hujan masih tetap bisa masuk ke dalam.

Bagian tertentu dari Masjid ini memang menjadi basah, tetapi Masjid ini mempunyai banyak sekali petugas yang bekerja hampir 24 jam, sehingga karpet-karpet merah yang kemungkinan terkena air hujan segera digulung sebelum basah. Petugas juga secara terus menerus mengepel sebagian air hujan yang masuk ke dalam, sehingga lantai segera kering kembali. Tidak ada kepanikan yang terjadi, semua petugas tampaknya tidak kebingungan, sudah terbiasa dan tahu persis apa yang harus mereka lakukan.
Tidak lama setelah hujan reda, karpet merah di area yang terkena huja segera digelar kembali, dan mulai dapat digunakan oleh semua jamaah di dalam masjid.
Indah sekali, semoga saya nanti bisa kesana
Membaca tulisan bapak yang ini jadi teringat tahun lalu, kebetulan saya berkesempatan untuk melakukan Ibadah Umrah, dari kantor. Saya juga sempat memperhatikan payung raksasa yang berada dibagian tengah Masjid Nabawi yang menyisakan celah2. Syukron..